Kamis, 27 Agustus 2009

Allah Sembunyikan Kunci Kantorku

LUPA, bisa menjadikan kita sedih, jengkel, dan kita menjadi kerepotan karenanya, dengan sering lupa, aktifitas apa saja yang dilakukan seseorang menjadi tidak bisa berjalan lancar, karena terhalang oleh lupa.
Misalnya:
Ø Lupa tidak membawa dompet, padahal sudah berada di tengah perjalanan, karena begitu pentingnya dompet itu, maka kita mesti kembali untuk mengambilnya. Tentu saja memakan waktu dan menjengkelkan.
Ø Lupa jadual, lupa kalau hari ini, jam ini ada pertemuan penting.
Ø Lupa membawa alat tulis, padahal mau rapat dan sebenarnya sudah dipersiapkan.
Ø Lupa tidak membawa HP, padahal sudah ditengah perjalanan, mungkin kita sudah tahu di zaman sekarang kalau kemana-mana tidak membawa HP rasanya seperti orang hilang yang tak punya arah dan tujuan.

Salahkah orang yang lupa ? tentu tidak bisa kita salahkan seratus persen. Sebab ia memang lupa, mau apa lagi ? begitulah kira-kira jawaban yang sering kita jumpai di sekitar kita.
Bahkan suatu ketika, AQ pernah tidak membayar minuman di sebuah warung kopi, di tengah perjalanan pulang, baru teringat kalau minuman yang baru saja AQ nikmati belum tarbayar.
Itu terjadi karena pada saat AQ selesai minum, datang seorang teman lama bersama rombongannya. Selama beberapa menit kami terlibat obrolan asyik. Setelah itu, langsung saja kami keluar mengambil kendaraan untuk pulang.
Sang pemilik warung kopi rupanya juga tidak memperhatikan keberadaan kami. Sehingga, ketika kami keluar dari warung kopi tersebut, dianggapnya kami kami telah membayar. Barulah keesokan harinya kami kembali ketempat itu untuk mohon maaf atas kekhilafan kami, tentu saja sekaligus membayar minuman yang belum kami bayar.
Baiklah kita coba melihat, kasus lupa dari sisi yang lain oleh karena ‘lupa’ adalah kejadian yang tidak kita sengaja. Maka, sesungguhnya kejadian ini justru disengaja oleh sang pengatur kehidupan.
Tidak ada yang kebetulan di alam semesta ini semua terkendali olehnya. Karena itu, kita lantas mencari hikmah dari kasus lupa itu. Apa saja yang sudah terjadi tak bisa di ubah karena kejadian itu, sudah terekam dalam perjalanan waktu. Hari apa, jam berapa, menit berapa dan detik berapa sudah tidak bisa berubah lagi.
Artinya apa saja yang sudah terjadi. Baik kejadian kecil maupun besar, semua sudah tertulis dan kemudian kita menyebutnya ketetapan atau takdir Allah. Tetapi sebelum segalanya terjadi, kita berhak untuk mengusahakan sesuai kehendak dan keinginan kita.
Berkaitan dengan itu semua, marilah kita mencoba melihat peristiwa pada diri kita masing-masing. Dari banyak hal yang kita sadari, ternyata aktifitas kita ini ada yang mengatur meskipun kita juga berhak mengatur sesuai dengan keinginan kita.
Paling tidak dari kejadian lupa. Kita akan bisa melihat bahwa, serentetan peristiwa lupa yang terjadi pada kehidupan kita tidaklah selalu membuahkan hal yang menyedihkan atau menjengkelkan. Tidak jarang kita jumpai peristiwa lupa yang menyebabkan kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Karena dari kejadian lupa itu, kita menemukan manfaat.
Sebagai contoh sederhana. Suatu ketika AQ betul-betul lupa dimanakah AQ menaruh kunci kantor, padahal kantor baru saja AQ buka. Beberapa teman AQ mintai tolong untuk mencarikannya. Tetapi berjam-jam sampai berhari-hari tidak juga ketemu. Sampai-sampai dalam hati AQ sempat berburuk sangka kepada sesorang yang kebetulan masuk kantor pada waktu itu.
Tetapi dengan menepis anggapan tersebut. AQ tetap mencarinya, ketika AQ mencari kunci yang hilang mendadak itu, tiba-tiba AQ menemukan Flash disk kesayangan-Qu yang hilang dan sudah sekian lama tidak ketemu, betapa senangnya hati-Qu. Flash disk itu nilainya sangat mahal karena memiliki sejarah dan kenangan tersendiri.
Anehnya, begitu AQ menemukan Flash disk tersebut, tak lama kemudian kunci yang AQ cari-cari itu pun ketemu dengan mudah, yaitu ada orang yang mengantarkan kunci-Qu tersebut.
Allah SWT telah membantu mencarikan Flash disk –Qu yang hilang itu dengan cara sangat unik, yaitu ‘membuat hilang’ lebih dahulu benda yang lain.
Begitulah kira-kira salah satu cara Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya. Memberikan kesenangan pada kita melalui peristiwa lupa, yang mungkin saja kita tidak suka dengan kondisi tersebut.
Dengan adanya peristiwa lupa, kita kembali bertemu dengan kekuasaan Allah SWT. Tuhan yang mengatur segala persoalan hidup manusia. Tuhan yang maha berilmu dan mengendalikan segala kejadian termasuk ketika kita lupa. Karena IA selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kita .. Disinilah terletak arti upaya kita melestarikan atau membuang hal-hal tertentu dalam kehidupan bersama sebagai hal biasa yang terjadi dalam sejarah kehidupan manusia, bukan?


Kebenaran kita berkemungkinan salah,
Kesalahan orang lain berkemungkinan benar,
Hanya kebenaran tuhan yang benar-benar-benar.